Terkait program Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) atau rumah hijau terjangkau, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) pun menyampaikan dukungannya.
“Tentu kita mendukung karena itu untuk sustainability lingkungan,” ungkap Chandra Rambey, Wakil Ketua DPD REI DKI Jakarta Bidang Riset dan Hubungan Luar Negeri dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
NAmun, Chandra mengaku pihaknya berpendapat ada sejumlah hal yang harus dikaji sebelum IGAHP dirilis ke masyarakat.
“Apakah konsumen kita sudah butuh dan mampu, itu pertanyaannya,” tambah Chandra.
Contohnya, gedung kantor yang dikonsep hijau tuh butuh biaya konstruksi lebih gede. Jadi, harga sewanya ikut meroket.Lalu menurut dia, para developer swasta mungkin bakal lebih pilih bisnis yang lebih gampang.
Sebenernya, proyek percobaan IGAHP udah dijalankan dari tahun 2022, di Sumatera Selatan, di Gandus Land, Palembang. Nah, Perumahan Gandus Land ini dapat KPR BP2BT dari Kementerian PUPR.
Desain rumah di proyek percobaan ini dapet sertifikat preliminary dari IFC EDGE gara-gara bisa hemat air 21%, hemat energi 72%, material bangunan 51%, dan pake atap PLTS.
Herry Trisaputra Zuna selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tak menampik sih ada beda biaya untuk pembangunannya, tapi ga terlalu gedean juga.
“Kalau kita lihat di Palembang tambahan capital cost-nya tidak terlalu besar sebetulnya, hanya sekitar 2 persen, itu dengan menerapkan konsep green minimal yang bisa di-achive,” ungkap Herry ketika ditemui usai acara Neighborhood Densification di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Abis Palembang, nih, Kementerian PUPR ngelanjutin program ini di proyek perumahan subsidi di Brebes, Jawa Tengah.
Jadi, mereka rencananya bakal bangun 40 unit rumah hijau yang affordable di atas lahan dari Bank Tanah, dan proyeknya dikerjain sama Perum Perumnas.
Disadur dari kompas.com
0 Comments