Memang mayoritas keyakinan warga negeri +62 adalah Islam, tapi nyatanya permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah di Indonesia masih minim banget.
Herry Trisaputra Zuna selaku Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pun juga bilang kalo pembiayaan perumahan syariah di negeri yang mayoritas muslim ini baru sampe 10 persen.
Padahal, dengan segitu banyaknya warga muslim, seharusnya pembiayaan syariah ini terutama di bidang perumahan angkanya bisa lebih tinggi.
“Ini anomali yang terjadi di Indonesia, padahal dengan penduduk muslim yang mencapai 90 persen,” ucap Herry ketika menghadiri Gelaran akad massal KPR Syariah yang digelar oleh BTN Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang, Selasa (26/9/2023).
Herry berharap besar dalam beberapa tahun ke depan angka pembiayaan syariah di Indonesia bisa lebih baik lagi.
“Seharusnya pembiayaan perumahan syariahnya bisa lebih dari 10 persen. Angka ini yang harus bisa kita balik ke depannya,” katanya.
Herry pun juga minta pada para stakeholder terkait biar lebih gencar menyosialisasikan pembiayaan perumahan syariah serta memodifikasi aturan-aturannya supaya tak lagi dinilai sama dengan pembiayaan konvensional.
Sebagai informasi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) melalui Unit Usaha Syariah (UUS/BTN Syariah) bekerjasama dengan BP Tapera baru saja mengadakan Akad Massal KPR Syariah bagi 2.300 unit pada Selasa (26/9/2023).
Hirwandi Gafar selaku Direktur Consumer Bank BTN bilang BTN Syariah masang target bisa nyalurin pembiayaan syariah sekitar 45.750 unit. Jumlah tersebut dibagi menjadi sebanyak 35.150 KPR Syariah Subsidi dan 10.600 KPR Syariah Non Subsidi.
Disadur dari kompas.com
0 Comments