Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, proses pembangunan hunian tetap (huntap) tahap 2A pasca-bencana Sulawesi Tengah (Sulteng) saat ini sudah hampir rampung.

Pembangunan huntap tersebut mengimplementasikan teknologi rumah tahan gempa (RTG), yaitu Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Nantinya juga bakal dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung, sehingga dapat menjadi hunian yang nyaman bagi masyarakat.

“Kami terus berupaya mempercepat proses pembangunan huntap tahap 2 pasca-bencana Sulteng. Kami juga menugaskan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam proses pembangunan Huntap tersebut,” ungkap Iwan Suprijanto, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR dalam keterangan resmi dilansir pada Senin (08/05/2023).

Bakhtiar selaku Kepala Balai P2P Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR memaparkan, menurut data dari Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II menjelaskan, huntap tahap 2A akan didirikan sebanyak 712 unit dan tersebar di 14 titik lokasi.

Beberapa lokasi pembangunannya terletak di Kabupaten Donggala yakni di Desa Wani (71 unit), Lende (78 unit), Lompio (16 unit), Tompe 1 (48 unit), Tompe 2 (83 unit), Tompe 3 (165 unit).  

Kemudian berada di Desa Tanjung Padang (13 unit), Ganti (17 unit), Lende Ntovea 1 (10 unit), Lende Ntovea 2 (39 unit), Lende Ntovea 3 (34 unit), Loli Saluran (18 unit), dan Loli Dondo (16 unit), serta lokasi mandiri di Kota Palu sejumlah 104 unit.

Saat ini, Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulteng sedang merampungkan proses pembangunan huntap tahap 2A pasca-bencana Sulteng sebanyak 71 unit rumah di Desa Wani, Kecamatan Tanantofea, Kabupaten Donggala.

Seperti yang diketahui, unit huntap tahap 2A pasca-bencana didirikan dengan tipe 36 plus di atas lahan ukuran 10 x 15 meter. Dalam setiap unitnya terdapat ruang tamu, dapur, dua kamar tidur, serta kamar mandi dan toren air di bagian belakang.

Anggaran Huntap bersumber dari Central Sulawesi Rehabilition and Reconstruction Project (CSRRC). Sementara untuk kontraktor pelaksananya adalah Kerjasama Operasional (KSO) antara PT Wijaya Karya Beton-PT Murni Konstruksi Indonesia, manajemen konstruksi PT Indah Karya, serta PT Widya Graha Asana.

“Secara konstruksi bangunan Huntap sudah hampir rampung seluruhnya dan terus berkoordinasi dengan Pemda sehingga asetnya bisa segera diserahterimakan untuk dihuni masyarakat,” tandasnya.

Disadur dari kompas.com

Leave A Reply