Pembiayaan Properti

Nah, ceritanya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lagi ajak semua pihak yang berkepentingan buat kolaborasi demi bikin pembiayaan hijau buat perumahan di Tanah Air. Tujuannya? Buat bantu cepetin transisi ke energi yang adil dan terjangkau.

Menteri Keuangan kita, Sri Mulyani Indrawati, ngasih tau kalau Kemenkeu udah ngelakuin macem-macem program buat keberlanjutan. Salah satunya nih, ngasih insentif fiskal buat tarik investasi ke proyek hijau dan industri yang ramah lingkungan. Ada juga insentif lain kayak libur pajak (tax holidays) dan izin pajak (tax allowances).

Indonesia juga lagi pada jalur buat bikin regulasi buat perdagangan karbon. Nah, ini gunanya buat kurangin emisi gas rumah kaca yang bikin panas bumi.

Pas ada forum ASEAN Chairmanship yang ngejelasin tentang Mengembangkan Hipotek Hemat Energi di Wilayah ASEAN yang digelar sama Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Menteri Sri Mulyani berharap semua orang yang berperan bisa ikut berpartisipasi dalam bikin aturan dan instrumen buat pembiayaan hijau perumahan di Indonesia.

Dia juga minta mereka tetap aktif dalam ekosistem pembiayaan perumahan yang udah digulirin sama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu dan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR.

“Perumahan berkelanjutan adalah hal yang penting, namun konsep tersebut bukanlah konsep one size fits all, kita perlu memiliki desain yang spesifik terhadap setiap negara atau daerah,” ucap Bu Menteri, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Nah, buat nyampe ke perumahan yang hemat energi, Indonesia mesti ngebutuhin kerja bareng buat naikin kreatifitas di bangun-bangun sama perumahan biar jadi hemat energi. Ini penting banget buat bikin ngurangin konsumsi energi, tapi tetep ngasih perhatian buat udara dingin dan sirkulasi yang nyaman.

“Kami turut senang mendengar peluncuran program dari Kementerian PUPR untuk satu juta rumah dan retrofit dengan konsep green housing,” tambah Bu Menteri.

Herry Trisaputra Zuna selaku Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, mengutip Laporan Climate Transparency 2022. Dia bilang, bangunan-gedung tuh jadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indo. Ada 4,6 persen dari emisi itu langsung dari pembakaran buat panas, masak-memasak, dan lain-lain, plus 24,5 persen dari jaringan listrik buat alat-alat rumah tangga.

Nah, ini nggak main-main. Harus ada langkah pintar buat dorong hemat energi, air, dan sumber daya lain di bangunan, khususnya perumahan. Konsep Bangunan Gedung Hijau dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2021 tuh jadi pedoman pentingnya.

Kementerian PUPR punya ide ciamik, namanya Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP). Jadi, rencananya bakal siapin rumah yang bisa dijangkau, baik lewat bangun rumah baru atau renovasi, dan pastinya pake prinsip Bangunan Gedung Hijau.

“Program ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem pembiayaan perumahan,” terang Herry.

Pemerintah juga udah bikin inisiatif Ekosistem Pembiayaan Perumahan tahun 2023 sebagai upaya bersama dalam mendukung terciptanya suatu ekosistem untuk menyelaraskan seluruh upaya pemenuhan hunian agar dapat berjalan dengan optimal, termasuk upaya-upaya pendanaan kreatif (creative financing).

Lalu, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) pun kemudian juga dipercaya sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan yang bisa menjadi wadah bersama buat berkoordinasi dalam memajukan industri perumahan Indonesia.

Termasuk juga menghadirkan industri perumahan berbasis lingkungan sehingga mampu mengakselerasi transisi energi yang adil dan terjangkau.

Pemerintah punya target buat bikin satu juta rumah hijau pada 2030 dan tahun 2050 semua rumah tuh bebas emisi karbon 100 persen. Jadi, penting banget kita semua nyambungin dan dukung ini dengan biaya yang gak habis-habis (sustainable financing). Salah satunya lewat rencana campuran duit dari IGAHP yang rencananya dikelola sama SMF.

Trus, ini yang seru. Dengan ngedukung pembiayaan hijau perumahan, Indo bisa nerjangin risiko perubahan iklim global. Soalnya, negara ASEAN ini cukup rawan kena dampak iklim yang gila-gilaan, dan itu bisa mempengaruhi ekonomi banget, khususnya buat wilayah ASEAN.

Pembiayaan hijau perumahan merupakan salah satu instrumen finansial inovatif yang sejalan dengan tujuan mengatasi perubahan iklim dan keberlanjutan. Cara ini bakal dorong program kepemilikan rumah dan renovasi dengan perhatian khusus ke hemat energi. Ya pokoknya, ini usaha biar rumahmu punya efisiensi tinggi!

“Hal ini masih baru di Indonesia. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kita bisa mendengarkan pengalaman-pengalaman dari sahabat kita Eropa dan Jepang, karena mereka telah mengimplementasikan hal ini lebih dulu,” imbuh Ananta Wiyogo, Direktur Utama PT SMF.

Pada tahun 2022 kemarin, Pemerintah bikin janji untuk serius ngebantu buat bikin aturan, alat, dan kebijakannya. Pemerintah udah resmi meluncurkan Energi Transition Mechanism (ETM) Country Platform, yang kayak semacam komando pusat buat dorong transisi energi yang adil dan affordable di Indo buat sektor energi gitu.

Langkah transisi energi ini sebenernya makin nunjukin kesiapan Indo buat manfaatin dana di sektor energi supaya kita bisa dapetin energi yang stabil dan gak mahal sambil tetep peduli sama perubahan iklim.

Pake inisiatif ini, Indo berharap bisa kurangin emisi karbon sekitar 50 juta ton pada 2030, atau 160 juta ton pada 2040. ETM platform menunjukin Indo punya siap sedia yang cukup besar buat menggerakkan sektor energi yang andal dan affordable. Semua ini juga dilakuin dengan ngejaga agar ekonomi tetep tumbuh.

Disadur dari kompas.com

Leave A Reply