Belum semua warga Indonesia punya tempat tinggal yang bener-bener aman atau nggak berisiko. Soalnya, selain berstruktur permanen, rumah yang bagus dan tahan lama biasanya dibangun di daerah yang nggak berbahaya.

Kalo kita liat laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang judulnya “Statistik Perumahan dan Permukiman 2022,” ada beberapa lokasi rumah yang dianggap berbahaya.

Seperti, di bawah kabel listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi alias (SUTET); di pinggir rel kereta api kurang dari 15 meter; di sekitar jalur landasan pesawat terbang; di tepian/atas sungai/danau/laut; di dalam radius 1 km dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah; di dalam radius 2 km dari pabrik berpolusi.

Dari semua tempat itu, yang paling banyak ditempati oleh warga tuh rumah yang ada di pinggir sungai, danau, atau laut, sekitar 4,44 persen. Lebih banyak di pedesaan daripada di kota, nih.

Nah, urutan kedua, ada yang rumahnya cuma sekitar 2 km dari pabrik berpolusi, jumlahnya sekitar 2,96 persen. Ini yang lebih sering terjadi di kota.

Terus, ada juga yang tinggal deket jalur pesawat terbang, sekitar 1,81 persen. Ini lebih sering terjadi di kota juga. Selanjutnya, ada yang rumahnya deket banget sama kabel listrik SUTET, sekitar 0,87 persen. Ini yang banyak di kota, nih.

Lalu, ada juga yang rumahnya kurang dari 1 km dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sekitar 0,46 persen. Ini juga lebih sering terjadi di kota.

Terakhir, ada yang tinggal di pinggir rel kereta api dengan jarak kurang dari 15 meter, sekitar 0,39 persen. Ini yang banyak di kota juga, nih.

Disadur dari kompas.com

Leave A Reply