Beli Properti

Apartemen yang mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) atau hunian yang dekat dengan transit transportasi umum semakin diminati pascapandemi. 

Hal tersebut dapat dilihat dari laporan Colliers Radar: ‘Are TOD Apartments More Desirable?’ yang memperlihatkan bahwa tingkat penjualan apartemen yang dekat dengan transit transportasi umum itu naik drastis hingga 10,3% pada akhir 2022. 

Ferry Salanto selaku Head of Research Colliers Indonesia menyampaikan, properti yang mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) pada akhirnya akan lebih menarik bagi end user. 

“Dengan meningkatnya angka pembeli end user, pasar apartemen diharapkan akan semakin pulih. Ini mengindikasikan bahwa ada kebutuhan nyata untuk high-rise residence seperti ini,” ungkap Ferry dalam laporan tersebut, dikutip Senin (17/4/2023). 

Mengenai hal itu, laporan Colliers tersebut membandingkan 15 proyek TOD dan non-TOD yang dirilis di Jakarta dan sekitarnya pada 2017 silam.

Hasil dari riset tersebut memperlihatkan paling tidak 5 faktor pendorong minat pembelian apartemen TOD. 

Pertama, proyek TOD lebih tahan terhadap kondisi pelemahan ekonomi, khusus ketika masa pandemi. Hal ini tampak dari proyek TOD yang kinerjanya lebih baik ketimbang dengan proyek non-TOD yang mengalami perlambatan.

“Berdasarkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir tahun 2022, terlihat proyek TOD menunjukan adanya peningkatan dalam penyerapan bila dibandingkan dengan proyek non-TOD,” ujarnya. 

Sebab, peningkatan penjualan rata-rata proyek-proyek TOD mencapai 10,3% pada periode 2017-2022, sedangkan untuk proyek non-TOD hanya menorehkan peningkatan sebesar 3,8%. 

Di sisi lain, apartemen TOD dan non-TOD juga memiliki kelas yang berbeda, yang menyebabkan laju kenaikan harga pada kategori TOD lebih tinggi lantaran angka penjualan yang lebih tinggi. 

Menurut laporan yang sama, rata-rata harga jual apartemen TOD naik 10,6% dari 2019-2022. Sedangkan harga apartemen non-TOD hanya mengalami pertumbuhan 3,9% pada periode yang sama. 

Ferry menjelaskan, mayoritas pembeli proyek TOD adalah end user atau pembeli yang memang menggunakannya sebagai tempat tinggal, yaitu sebesar 61%, kemudian diikuti oleh pembelian untuk investasi sebesar 39%. 

Untuk segi transaksi, mayoritas pembeli lebih memilih metode pembayaran angsuran tunai langsung kepada pengembang agar dapat memonitor perkembangan pembangunan proyek. Pembelian apartemen TOD secara tunai dilakukan oleh 9% pembeli.

Adapun, mayoritas transaksi dilakukan oleh pembeli yang mencicil langsung ke pengembang (cash cicilan), yakni sebesar 64%, sedangkan 43% lainnya memilih kredit perbankan.

Disadur dari bisnis.com

Leave A Reply