Beli Properti

Menurut John Riady, setelah pandemi Covid-19, pasar properti di Indonesia bakal tumbuh pesat berkat stabilitas ekonomi yang mantap. Dia yakin ekonomi Indonesia akan tetap stabil dan likuiditas terjaga meskipun situasi ekonomi global masih belum pasti bahkan resesi.

Dikatakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan hal ini, dengan surplus US$ 6,5 miliar pada Triwulan I/2023 naik dari US$ 4,7 miliar pada Triwulan IV/2022.

“Saya optimistis sektor properti akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelum era pandemi. Apalagi rumah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Lippo Group melalui anak usahanya, Lippo Karawaci (LPKR) terus berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pasar properti di Indonesia,” ujar John  melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pada Selasa (25/7/2023). J

John bilang, selain NPI yang stabil, pemulihan pasar properti juga terlihat dari survei Bank Indonesia (BI) yang nunjukin penyaluran kredit baru di triwulan II-2023 nambah. Angkanya cukup bikin hepi, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru naik 94 persen.

BI catat, pertumbuhan kredit baru itu nyaris merata di hampir semua jenis kredit, kecuali kredit investasi yang agak turun sedikit dibanding triwulan sebelumnya. Makin cerah nih prospek pasar properti di Indo!

 “Sejak bulan Januari 2023 pasar properti kita mulai bergeliat. Saya optimistis pertumbuhan akan lebih tinggi hingga akhir tahun 2023. Apalagi situasi kondusif ini ditopang tren pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5 persen,” terang dia.

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik BPS, John sebut ekonomi Indo lagi naik nih di Triwulan I-2023, 5,03 persen (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya 5,01 persen (yoy).

Diperkirakan tahun 2023 pertumbuhan ekonomi tetap kuat, bisa antara 4,5-5,3 persen, karena permintaan dalam negeri membaik dan ekspor juga bagus. Inflasi juga terkendali, jadi suku bunga acuan tetap di 5,75 persen deh menurut Bank Indonesia.

 “Terus terang, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sebesar 5,7 persen menjadi kabar baik bagi pelaku usaha di sektor properti. Kami mengapresiasi keputusan BI memperpanjang pelonggaran rasio loan to value [LTV],” terang John.

Nih dia bilang, pasar properti di Indo bener-bener menjanjikan, backlog perumahan aja mencapai 12,71 juta. Kalo mau ngatasi backlog itu, perlu program 1,5 juta rumah per tahun biar bisa ngisi kekurangan kebutuhan rumah.

“Harus ada solusi untuk mengatasi kesenjangan ini. Saya pikir diperlukan  program 1,5 juta rumah per tahun sehingga backlog  perumahan di Indonesia akan rampung pada tahun 2045,” jelas John.

Disadur dari bisnis.com

Leave A Reply