Ternyata orang-orang kelas atas atau yang punya uang banyak, enggak pada beli rumah cash lho. Mayoritas dari mereka pada akhirnya duduk manis di rumah yang dibeli lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Jadi begini, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 tentang Statistik Perumahan dan Permukiman, bilang gitu.
Ada sekitar 8,79 persen, atau sekitar sembilan dari setiap 100 keluarga di Indonesia yang punya rumah sendiri yang belinya dari pengembang atau bukan pengembang.
Dari angka itu, 36,08 persen dari mereka yang punya rumah sendiri itu belinya lewat KPR, entah dari pengembang atau enggak. Kalo ngebahas soal yang beli rumah lewat KPR, yang kelas atas (kuintil 5) rata-rata ngambil 42,84 persen.
Nah, angka ini semakin turun seiring dengan turunnya status ekonomi keluarga. Yaitu buat yang status ekonominya lagi terendah (kuintil 1) cuman 10,02 persen aja.
Nah, soal kuintil ini menurut BPS adalah pembagian lima kelompok keluarga berdasarkan pengeluaran, dari yang paling kecil sampe yang paling besar.
Cara orang punya rumah itu juga ada kaitannya sama status ekonominya. Terutama buat akses KPR yang biasanya lebih terbuka buat orang-orang dengan penghasilan yang tetap.
Buat bisa dapet KPR, salah satu syaratnya adalah ngasih bukti penghasilan (slip gaji), atau buat yang berbisnis harus kasih laporan keuangannya.
Pada kenyataannya, lebih banyak orang yang punya rumah belinya cash ketimbang pake KPR. Dari datanya, rumah yang beli cash sekitar 52,85 persen, KPR 36,08 persen, ada juga yang ngangsur tapi bukan KPR 10,39 persen, dan yang lain-lainnya 0,68 persen.
Disadur dari kompas.com
0 Comments