Resesi ekonomi di Amerika Serikat mulai berimbas ke sektor properti di Indonesia, bro. Farazia Basarah, bosnya Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, bilang minat investasi di Indonesia masih ada, tapi kriterianya makin ketat.

Investor sekarang nyari pengembalian investasi yang lebih tinggi, soalnya suku bunga pinjaman di luar negeri naik 1-2 persen dari tahun lalu.

Keputusan buat investasi juga nggak secepat dulu. Kalau sebelumnya butuh waktu sebulan buat nyetujui investasi, sekarang bisa makan waktu sampai tiga bulan. Investor makin hati-hati, apalagi dengan situasi politik kayak Pilkada dan Pemilu yang punya pengaruh gede.

Pemerintah Indonesia lagi ngasih umpan manis buat investor asing lewat kebijakan Golden Visa. Dengan modal investasi mulai dari 2,5 juta sampai 50 juta dolar AS, investor bisa dapet Golden Visa yang berlaku 5 sampai 10 tahun. Harapannya sih, insentif ini bisa narik lebih banyak investasi meski kriterianya makin ketat.

Walaupun ibu kota pindah ke Nusantara di Kalimantan Timur, Jakarta tetep jadi primadona buat investor properti. Yunus Karim dari JLL Indonesia bilang, Jakarta masih pusat ekonomi utama, jadi banyak investor fokus di area Jabodetabek. Tapi, pasar juga lagi nunggu-nunggu perkembangan properti di Ibu Kota Nusantara (IKN), terutama sektor komersial kayak hunian, hotel, ritel, dan perkantoran.

Pindahnya ibu kota ke IKN juga bikin investor di sektor pergudangan mulai lirik-lirik wilayah penyangga kayak Balikpapan.

Farazia bilang, ada yang mulai buka gudang di lahan 5.000 sampai 10.000 meter persegi di Balikpapan, khususnya dari industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Walau stok gudang di Balikpapan terbatas, investor tetep tertarik buat beli lahan kosong dan bangun gudang baru. Udah ada 1-2 perusahaan FMCG yang minat buka gudang di deket IKN.

Disadur dari kompas.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu