Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2), proyek ambisius yang digarap sama Agung Sedayu Group di bawah komando Sugianto Kusuma alias Aguan, lagi rame dibahas. Katanya sih bakal jadi kota modern yang keren abis. Mulai dari taman hiburan, pelabuhan internasional, sampai sirkuit balap buat Formula 1, semuanya ada di blueprint PIK 2. Tapi, di balik hebohnya rencana ini, PIK 2 ternyata lagi kena drama soal tata ruang dan status hukum lahannya.

Menyulap Wajah Jakarta

Aguan serius banget mau upgrade wajah Jakarta lewat PIK 2. Buat tahun depan aja, mereka udah siapin dana lebih dari Rp 5 triliun buat ngembangin kawasan ini. Gak cuma jadi tempat tinggal dan pusat bisnis, PIK 2 juga dirancang jadi destinasi wisata top di Asia Tenggara.

Salah satu rencana yang paling bikin heboh adalah pembangunan sirkuit balap internasional. Katanya nih, sirkuit ini bakal jadi pintu buat ajang Formula 1 digelar di Indonesia. Kalau berhasil, Jakarta bakal makin dikenal di kancah internasional. Selain itu, ada juga pelabuhan baru, pusat konvensi terbesar se-Indonesia, dan hotel bintang lima yang rencananya rampung September tahun depan.

Proyek ini jadi bukti kolaborasi dua bos besar, Aguan dan Anthoni Salim, yang nilai kapitalisasi pasarnya tembus Rp 253,6 triliun. Gokil, kan?

Masalah Tata Ruang dan Status Lahan

Tapi nih ya, ambisi segede ini gak luput dari masalah. Kementerian ATR/BPN nemuin kalau beberapa area di PIK 2 gak sesuai sama Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, kawasan ini juga belum punya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang resmi disetujui.

Parahnya lagi, dari total 1.700 hektare lahan PIK 2, sekitar 1.500 hektare masuk kategori hutan lindung. Status ini belum diubah jadi Areal Penggunaan Lain (APL), makanya rekomendasi KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) belum bisa keluar. Proyek ini pun jadi terhambat karena masih harus dikaji ulang.

Pasar Properti Tetap Semangat

Meski lagi kena drama regulasi, pasar properti tetap ngeliat PIK 2 sebagai peluang emas. Halim, salah satu agen properti senior di Jakarta, bilang kalau proyek besar kayak gini wajar banget nemuin kendala di awal. Tapi nyatanya, penjualan properti di PIK 2 malah naik tiga kali lipat tahun lalu.

Halim yakin kalau masalah tata ruang ini kelar, posisi PIK 2 bakal makin kuat sebagai kawasan elit. Dia juga percaya kalau pengembang dan pemerintah bisa kerja bareng buat cari solusi yang win-win buat semua pihak.

Harapan Masa Depan PIK 2

Walaupun ada kendala, PIK 2 tetap jadi simbol ambisi besar buat mentransformasi Jakarta. Proyek ini gak cuma bawa keuntungan ekonomi, tapi juga peluang buat bikin kota yang lebih modern dan bertaraf internasional.

Asalkan pemerintah, masyarakat, dan investor tetap dukung, PIK 2 punya potensi jadi ikon baru pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kalau semuanya berjalan lancar, bisa jadi ini bakal jadi salah satu proyek yang bikin Indonesia makin dilirik dunia!

Disadur dari cnbcindonesia.com & nasional.kontan.co.id


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu