Pemerintah lagi nyiapin strategi buat biayain program 3 juta rumah dengan nerbitin surat utang alias Surat Berharga Negara (SBN) Perumahan. Katanya, SBN ini bakal menarik minat investor, soalnya pasar global lagi kekurangan surat utang buat diinvestasikan.

Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Banjaran Surya Indrastomo, bilang banyak surat utang yang bakal jatuh tempo tahun ini. Ditambah lagi, bank sentral AS, The Fed, kemungkinan masih bakal nahan suku bunga tinggi, jadi pemerintah-pemerintah dunia harus hati-hati nerbitin surat utang baru.

“Kesempatan dan momentum untuk dollar denominated bond [obligasi berdenominasi dolar AS] atau samurai bond jadi make sense [masuk akal],” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (23/2/2025).

Dia setuju kalau pemerintah mau nerbitin SBN Perumahan, tapi ngingetin kalau ruang fiskal pemerintah itu sempit. Soalnya, ada aturan yang batasi defisit anggaran maksimal 3% dari PDB per tahun dan total utang nggak boleh lebih dari 60% dari PDB.

Buat gambaran, di 2024 defisit anggaran ada di angka 2,29%, sementara rasio utang pemerintah ke PDB udah 39,36%. Makanya, menurut Banjaran, pemerintah perlu cari cara lain buat pembiayaan, soalnya SBN doang nggak bakal cukup.

“Mungkin perlu dikembangkan pola lain. Selain KPBU [Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha], ada DIRE [Dana Investasi Real Estat] misalnya,” terangnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang APBN bakal tetap dukung masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) supaya bisa punya rumah sendiri. Buat ngejar target 3 juta rumah, Kemenkeu bakal nerbitin surat utang buat nambah sumber dana.

“Kami hari ini juga berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan dalam mendukung MBR ini, dengan penerbitan surat berharga negara [SBN] perumahan,” ungkap Ibu Menkeu dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025) malam.

Sri Mulyani juga bilang kalau SBN Perumahan ini bakal jadi versi modifikasi dari skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), biar makin banyak yang bisa dapet manfaat.

Saat ini, program FLPP udah bantu pembiayaan buat 220.000 rumah, tapi target dari Kementerian PKP jauh lebih gede, yaitu 3 juta rumah per tahun.

“Kami akan terus mengembangkan berbagai kreativitas financing [pembiayaan] bersama sehingga dari sisi APBN disiplin fiskalnya tetap terjaga namun responsif,” papar Ibu Menteri.

Disadur dari bisnis.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu