Guna menarik minat masyarakat untuk membeli properti, developer kini menjual desain rumah compact (kompak). Dengan begitu, harga jual properti tersebut relatif lebih murah dan bisa dipasarkan pada kondisi saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Ekajaya selaku Wakil Ketua Real Estat Indonesia (REI).

“Adjustment-adjustment (penyesuaian) itu penting dan properti pasti punya market-nya (pasar) ya,” ungkap Bambang, Selasa (1/11/2022).

Bambang mengakui, desain rumah kompak ini ukurannya menjadi jauh lebih kecil. Yakni, kurang lebih seluas 30-40 meter persegi.

“Kalau dulu, rumah yang paling kecil 90 meter gitu ya. Sekarang, ada yang 30-40 meter (luasnya),” terang dia.

Tak hanya itu, developer pun juga memberikan berbagai macam insentif seperti subsidi bunga maupun down payment (DP) atau uang muka.

“Bahkan, salah satunya kita kadang-kadang orang beli properti, langsung dapat mobil baru. Tapi, kadang-kadang kebutuhan mobil bukan yang basic (dasar) jadi dipotongkan ke properti, akhirnya lebih terjangkau lagi,” ungkap Bambang.

Intinya, para developer dituntut untuk dapat bertahan dalam segala kondisi, apapun itu. Sebelumnya, pada Oktober 2022 Bank Indonesia (BI) mengambil kebijakan untuk menaikkan lagi suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.

Perry Warjiyo selaku Gubernur BI menyampaikan, keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai antisipasi untuk menurunkan ekspektasi inflasi. Tak hanya itu, memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh kedua tahun 2023.

Langkah ini juga demi memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dollar AS. Hal Ini juga dilatarbelakangi dari tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik.

Disadur dari kompas.com

Leave A Reply