Ramainya kembali penawaran hunian mewah dengan harga paling rendah sebesar Rp 10 miliar memiliki korelasi yang erat dengan bertambahnya kalangan tajir mapan yang disebut telah merdeka secara finansial (financial freedom). Hal ini seperti yang disampaikan oleh Hendra Hartono, CEO Leads Property Indonesia kepada Kompas.com, Sabtu (27/5/2023).
Hendra menilai, kalangan ini tak sensitif terhadap harga, khususnya para old money yang memang sudah kaya raya sejak lahir. Ya gimana mau sensitif, lha wong harta bersihnya saja minimal harus memenuhi kategori High Net Worth Individual (HNWI) yaitu lebih dari 1 juta dollar AS atau setara dengan hampir Rp 15 miliar.
Atau kalau mau yang lebih fantastis lagi, ada juga pembeli hunian mewah ini yang masuk kategori Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) alias crazy rich dengan kekayaan bersihnya mencapai di atas 30 juta dollar AS atau setara dengan Rp 448,7 miliar.
Nah, ternyata di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, populasi orang kaya dari 2 kategori ini terus bertambah secara substansial.
Menurut catatan Knight Frank, dalam medio 2017-2022, populasi HNWI melesat 49,4% menjadi 36.472 orang dari semula sebanyak 24.598 orang. Sedangkan crazy rich secara persenan lebih tinggi lagi, yakni 58,7% dari 350 orang menjadi 556 orang.
Lantas muncul pertanyaan, seperti apa sih hunian mewah yang dilirik oleh mereka-mereka yang baru saja masuk dalam deretan orang kaya ini?
Hendra mengatakan, pertama-tama yang dipertimbangkan ialah pengembang hunian mewah tersebut, harus yang jelas rekam jejaknya, bonafiditas, serta reputasinya.
Yang kedua ialah kawasan yang sudah established atau mapan dengan sejumlah fasilitas yang memadai. Mulai dari fasilitas kesehatan skala global, pusat perbelanjaan, hingga sekolah kaliber internasional yang berkualitas bagi anak dan cucu mereka.
Yang ketiga adalah kawasan pengembangannya harus didesain sedemikan rupa agar rasio area hijau lebih banyak ketimbang jumlah kavling yang terbangun, serupa dengan ambiance kawasan Menteng, Pondok Indah dan Kebayoran Baru yang identik dengan frasa elite dan mewah.
Namun, tentu saja ada pengecualian, selera orang kaya dan crazy rich dari satu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya.
Jeffry Jie, Sales and Marketing Department Head PT Ciputra Residence memberikan contoh, selera orang kaya dan crazy rich Jakarta Selatan (Jaksel) sangat diametral dengan Jakarta Utara (Jakut) atau Jakarta Barat (Jakbar).
Orang kaya dan crazy rich Jaksel lebih menyenangi pekarangan yang luas, taman hijau dengan rimbunan pepohonan, serta lanskap yang memanjakan mata.
“Sementara mereka yang berasal dari Jakbar dan Jakut senang mengoptimalisasi luas lahan menjadi bangunan untuk menambah ruang-ruang baru. Bila perlu, setiap sudut lahan atau kavling dibangun beton,” kata Jeffry.
Yang keempat, tentu saja soal desain yang mengakomodasi life style mereka dan material finishing yang digunakan mulai dari pelapis lantai (biasanya marmer kualitas no.1), kitchen set, saniter, dan penerapan internet of things yang dijelmakan ke dalam smart home system.
Yang terakhir adalah, bagaimana kemudian pengelolaan rumah mewah ini dilaksanakan secara profesional, terintegrasi, serta memenuhi aspek keberlanjutan.
Disadur dari kompas.com
0 Comments