Hadi Tjahjanto selaku Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) angkat suara soal Hak Guna Usaha (HGU) milik Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang seluas 340 ribu hektar.
Hadi bilang kalau HGU adalah dokumen sah berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) dengan jangka waktu kepemilikan yang sudah ditentukan.
“Kalau HGU semuanya kan ada Keputusan Menteri dan itu sah ya, dan berjangka waktu,” kata Hadi ketika ditemui di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Hadi juga ngejelasin kalau jangka waktu HGU diberikan sesuai dengan kebutuhan pemilik HGU dan bisa diperpanjang.
“Jangka waktunya tentunya kita lihat sesuai kebutuhan dan bisa diperpanjang,” imbuh Hadi.
Meski begitu, Hadi tak menyampaikan secara lugas apakah HGU milik Prabowo yang seluas 340 ribu hektar itu masih berlaku atau sudah jatuh tempo.
Isu ini muncul usai Anies Baswedan, Calon Presiden nomor urut 1 menyoroti luasnya lahan yang dimiliki capres nomor urut 2 Prabowo di Indonesia.
“Terima kasih, sebelum saya menjawab pertanyaan itu saya mengklarifikasi data yang meleset, maaf Pak Prabowo, angkanya terlalu kecil, bukan 320.000 hektar, tapi 340.000 hektar. saya klarifikasi,” katanya.
Sejatinya pernyataan Anies soal lahan 340 ribu hektar milik Prabowo ini bukan sesuatu yang baru. Sebab, hal itu juga pernah dilontarkan oleh Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo dalam debat capres kedua pada Pilpres tahun 2019 lalu.
Pak Menteri pun juga tak menampik pengakuan Calon Presiden Prabowo Subianto terkait status ratusan ribu hektar lahan yang dia kuasai.
Ketika debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Minggu (17/2/2019) malam, Prabowo mengaku menguasai lahan ratusan ribu hektar di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah dengan sertifikat hak guna usaha (HGU).
“Beliau mengatakan seperti itu, ya betul. Semua orang juga tahu,” ungkap Himawan Arief Sugoto, Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN kepada Kompas.com, Senin (18/2/2019).
Himawan bilang, lahan yang dikuasai Prabowo digunakan untuk berbagai macam perkebunan. “Perkebunan sawit, perkebunan macam-macam,” katanya.
Disadur dari kompas.com