Tren street coffee di Jogja lagi nge-hits banget, terutama dengan hadirnya sepeda-sepeda keren yang diubah jadi kedai kopi berjalan. Jadi, lo bisa ngopi dengan rasa istimewa langsung di pinggir jalan, sambil menikmati suasana Jogja yang santai. Sepeda-sepeda ini nggak cuma menawarkan kopi, tapi juga pengalaman unik buat ngopi dengan sentuhan kekinian.
Para barista jualan kopi pakai sepeda di berbagai tempat seperti Malioboro, Alun-Alun Kidul, stadion, dan kampus-kampus terkenal. Meski pakai sepeda, kualitas kopinya nggak kalah dari kafe biasa. Menurut Dimas, barista dari Slurrr Coffee, konsep ini juga ramah lingkungan karena nggak pakai kendaraan bermotor. Dia bilang kalo konsep ini juga buat ngasih cara baru buat ngopi yang lebih personal.
Meski konsepnya modern, harga kopi di street coffee keliling terbilang cukup terjangkau, jadi nggak cuma kalangan muda yang bisa nikmatin. Konsep ini juga jadi media interaksi sosial yang seru, apalagi banyak wisatawan yang berhenti buat ngopi dan ngobrol sama barista soal kopi yang mereka minum.
Bicara soal pemasaran, street coffee ini makin populer di media sosial. Banyak wisatawan yang foto-foto saat beli kopi dari sepeda, jadi promosi gratis yang bikin usaha ini makin dikenal. Tapi, tentu aja ada tantangan. Menurut Bagas dari Biru Coffee, beberapa orang sempat mempertanyakan soal higienisnya, tapi mereka punya alat sterilisasi yang menjamin kebersihan kopi yang disajikan.
Cuaca juga jadi tantangan utama, karena Jogja yang kadang hujan deras bikin para barista kesulitan jualan. Apalagi, kalau dibandingin sama kafe yang punya tempat teduh, mereka jadi kesulitan pas hujan. Meskipun gitu, para barista tetap optimis dan terus berkembang.
Dimas bilang, kerja kayak gini enak banget, bisa nikmatin Jogja sambil jualan kopi. Banyak juga mahasiswa yang ngucapin terima kasih, karena nggak perlu jauh-jauh ke kafe untuk ngopi, cukup datang ke street coffee.
Dengan antusiasme yang tinggi, nggak salah kalau konsep street coffee keliling ini punya potensi gede buat terus berkembang. Ini bukan cuma soal jualan kopi, tapi juga soal inovasi, lingkungan, dan budaya kopi yang ramah lingkungan. Dimas berharap ke depannya semoga street coffee keliling bisa jadi bagian dari budaya ngopi di Jogja dan makin banyak yang dukung usaha ramah lingkungan seperti ini.
Disadur dari kumparan.com
0 Comments