Seiring dengan peningkatan suku bunga Federal Reserve (The Fed), Harga properti komersial dan real estat di negeri paman Sam alias Amerika Serikat (AS) pun juga mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni hingga 13 persen.

Dikutip dari Bloomberg, suku bunga The Fed yang saat ini berada di kisaran 3,75 persen – 4 persen memiliki efek langsung terhadap pemangkasan nilai properti mulai dari apartemen, rumah, kantor, hingga pusat perbelanjaan.

Adapun menurut indeks harga Green Street, apartemen dan gudang ditekan dengan penurunan harga hingga masing-masing 17 persen, harga rumah turun 13 persen, harga perkantoran turun 14 persen, dan harga pusat perbelanjaan turun hingga 23 persen.

Analis Real Estat Peter Rothemund menyampaikan, penurunan harga pada semua jenis properti komersial adalah penurunan tertinggi semenjak krisis keuangan global pada 2008 silam. Pada waktu itu harga properti terjun bebas hingga 35 persen.

“Seiring [suku bunga] naik dan naik, harga properti semakin turun,” ungkap Rothemund, dikutip dari Bloomberg, Minggu (6/11/2022).

Dia menjelaskan, indeks harga telah menunjukkan penurunan di angka 7 persen pada bulan Oktober kemarin. Nilai properti mengalami penurunan lantaran biaya pinjaman yang lebih tinggi memangkas potensi pengembalian bagi investor.

Ditambah lagi dengan upaya The Fed untuk mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif.

Di sisi lain, Forbes menyampaikan bahwa penurunan harga rumah di AS merupakan imbas dari kekhawatiran di mana keterjangkauan pembelian rumah semakin menurun akibat dari kenaikan suku bunga.

Kendati demikian, menurut data properti dari Zillow, harga rumah naik 13 persen dari tahun ke tahun walau setiap bulannya terjadi penurunan.Ini berarti menunjukkan bahwa pasar properti AS tidak sedang dalam situasi krisis atau genting.

Penurunan harga rumah juga disebut sebagai jembatan untuk menutup kesenjangan dari kenaikan suku bunga yang akan menggerek hipotek.

Di sisi lain, penilaian Federal Reserve Atlanta memperlihatkan kesenjangan dapat ter-cover apabila penurunan terjadi sekitar 20 persen sehingga konsumen masih sanggup menjangkau pasar properti.

Disadur dari bisnis.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu