Pemerintah Amerika Serikat Dorong Gedung Perkantoran Kosong Dirombak Jadi Tempat Tinggal Murah

Pemerintah negeri Paman Sam atau Amerika Serikat (AS) mendorong para pengembang atau pemilik gedung perkantoran yang tak terhuni di perkotaan untuk disulap menjadi tempat tinggal.

Kebijakan itu diambil seiring dengan minimnya suplai hunian dengan harga terjangkau dan tingginya tingkat kekosongan gedung perkantoran akibat pandemi Covid-19.

 Dilansir dari laporan Bloomberg, Pemerintah AS sudah mengeluarkan rencana baru untuk membantu para pemilik properti merombak kantor kosong menjadi tempat tinggal pada Jumat (27/10/2023).

Rencana tersebut dengan membuka sumber pembiayaan yang selebar-lebarnya untuk konversi kantor menjadi tempat tinggal, serta memberikan bantuan teknis.

Pete Buttigieg selaku Menteri Transportasi bilang, kekosongan kantor yang mencapai tingkat tertinggi selama beberapa dekade di berbagai pusat kota. Contohnya saja di New York, tingkat kekosongan gedung perkantoran berpotensi tak bakal turun di bawah 19 persen sampai pada tahun 2026 nanti.

“Sementara pada saat yang sama banyak kota besar dan kecil di Amerika juga menghadapi kekurangan perumahan. Keluarga-keluarga berjuang untuk mendapatkan tempat tinggal dan transportasi,” katanya.

Menurut Pete, pihaknya bakal menerbitkan panduan bagi kota, negara bagian, dan pengembang untuk memanfaatkan pembiayaan program yang secara keseluruhan yang mencapai lebih dari 35 miliar Dollar AS atau setara Rp 555,6 triliun (kurs Rp 15.874) dalam bentuk pinjaman.

Panduan baru ini juga bakal memungkinkan lembaga transit untuk mengalihkan properti tanpa biaya kepada pemerintah daerah atau pengembang dalam rangka pembangunan perumahan terjangkau yang berorientasi transportasi umum.

“Tujuan kami adalah untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menambah lebih banyak perumahan di dekat angkutan umum dengan cara yang tidak hanya mengurangi biaya perumahan tetapi juga mengurangi biaya transportasi,” terang Pete.

“Biaya transportasi sering kali menjadi biaya terbesar kedua bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Amerika, setelah biaya tempat tinggal,” tandasnya.

Disadur dari kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *