Pemerintah lagi nyiapin strategi buat biayain program 3 juta rumah dengan nerbitin Surat Berharga Negara (SBN) Perumahan. Bahkan, Bank Indonesia (BI) udah siap buat beli SBN ini di pasar sekunder.
Tapi, ada yang ngingetin risiko dari kebijakan ini. Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI), Josua Pardede, bilang kalau langkah ini bisa bikin investor swasta jadi crowding out, alias mundur dari sektor riil gara-gara modalnya kesedot ke SBN.
“Pembelian SBN ini berisiko mendorong crowding out para investor bila tidak dilaksanakan secara hati-hati,” kata Josua, Senin (24/2/2025).
Selain itu, menurut dia, BI beli SBN di pasar sekunder buat jaga stabilitas risk premia obligasi domestik, alias buat ngimbangin risiko yang bikin investor ragu-ragu. Apalagi, kondisi global masih gonjang-ganjing gara-gara perang dagang.
“[Saat ini] ketidakpastian global masih tinggi akibat risiko perang dagang,” ingat Josua.
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Banjaran Surya Indrastomo, bilang kalau pemerintah nggak bisa cuma ngandelin SBN Perumahan doang. Harus ada skema lain biar pembiayaannya makin kuat.
“Mungkin perlu dikembangkan pola lain. Selain KPBU [Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha], ada DIRE [Dana Investasi Real Estat] misalnya,” ungkapnya, Minggu (23/2/2025).
Buat yang belum tau, KPBU itu kerja sama pemerintah sama swasta buat bangun atau ngelola infrastruktur dan layanan publik. Sementara itu, DIRE adalah bentuk investasi properti lewat pasar modal, jadi investor bisa punya aset properti tanpa harus beli langsung.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati udah bilang kalau APBN bakal terus bantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) biar bisa punya rumah sendiri. Makanya, pemerintah mau nerbitin surat utang buat ngejar target 3 juta rumah.
“Kami hari ini juga berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan dalam mendukung MBR ini, dengan penerbitan surat berharga negara [SBN] perumahan,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Kamis (20/2/2025) malam di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat.
Dia juga jelasin kalau SBN Perumahan ini bakal jadi versi modifikasi dari skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), biar makin banyak yang bisa dapet manfaat. Sekarang ini, FLPP udah bantu pembiayaan buat 220.000 rumah, tapi target dari Kementerian PKP jauh lebih gede, yaitu 3 juta rumah per tahun.
“Kami akan terus mengembangkan berbagai kreativitas financing [pembiayaan] bersama sehingga dari sisi APBN disiplin fiskalnya tetap terjaga namun responsif,” jelas Sri Mulyani.
Disadur dari bisnis.com
0 Comments