Banjir gede yang melanda Jabodetabek, khususnya Bekasi, bikin sektor properti di daerah itu kena dampak serius. Real Estate Indonesia (REI) bilang, dalam jangka pendek, penjualan properti di kawasan terdampak diprediksi turun sekitar 20%.

Menurut Wakil Ketua Umum DPP REI, Bambang Ekajaya, calon pembeli bakal lebih selektif sebelum beli rumah, apalagi di daerah yang langganan banjir. Bekasi sendiri dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan properti, dengan banyak pengembang REI yang aktif di sana. Sayangnya, data pasti soal anggota REI yang terdampak banjir masih belum ada.

REI pun mendesak pemerintah daerah (Pemda) buat segera cari solusi biar masalah banjir ini nggak terus-terusan terjadi. Soalnya, dampaknya nggak main-main, sampai bikin pusat kota Bekasi lumpuh total. Bambang yakin, dengan upaya perbaikan yang dijalankan pemerintah daerah maupun pusat—kayak proyek Giant Sea Wall—banjir bisa diatasi.

Relokasi Warga Jadi Opsi

Di sisi lain, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, siap ngerelokasi warga Bekasi yang sering kena banjir. Tapi tetap balik lagi ke kesediaan warga sendiri.

Saat kunjungan ke pengungsian di BNPB Jati Asih, Kota Bekasi, Rabu (5/3/2025), Maruarar ngajak Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dan Kepala BNPB, Suharyanto, buat ngobrol langsung sama warga soal kemungkinan relokasi. Soalnya, banjir di daerah itu udah kejadian berulang kali.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah pindahin warga ke lahan milik Pemkot Bekasi di Pasar Bintara. Tapi, Maruarar paham kalau relokasi bukan sekadar mindahin orang dari satu tempat ke tempat lain. Ini juga menyangkut kehidupan mereka, kayak sekolah, pasar, dan tempat ibadah.

Jadi, kalau relokasi memang jadi solusi terbaik, pemerintah bakal siap bantu. Tapi kalau warga masih keberatan, pemerintah juga nggak bakal maksa.

Disadur dari kontan.co.id & detik.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu