Di Jepang, ada seorang konsultan properti yang juga nyambi jadi pemburu hantu bernama Kazutoshi Kodama. Dia sering ngecek rumah-rumah yang punya sejarah kelam, kayak rumah di Chiba tempat seorang nenek gantung diri dan anaknya meninggal sendirian. Jasad si anak baru ketahuan 10 hari kemudian.

Rumah itu memang punya cerita seramnya, tapi Kodama tak gentar sama sekali, dia mencoba nginep hampir 20 kali di situ dari jam 10 malam sampai 6 pagi sambil bawa alat lengkap kayak kamera video, kamera termal, detektor elektromagnetik, sampai perekam suara. Kalau nggak nemu tanda-tanda aneh yang gak bisa dijelasin pake akal sehat, dia bakal ngeluarin sertifikat bebas hantu buat rumah itu.

Di Jepang, rumah yang pernah jadi lokasi bunuh diri, pembunuhan, atau kematian yang nggak ketahuan lama, disebut jiko bukken alias properti malang. Biasanya rumah kayak gini dijauhin karena dianggap bisa bawa sial atau bikin nggak nyaman. Tapi karena harga properti makin mahal, rumah-rumah “bermasalah” ini mulai dilirik karena harganya jauh lebih murah.

Kodama bikin usaha bernama Kachimode buat bantu orang ngecek properti dari sisi “gaib”. Seiring makin banyak orang nyari rumah murah, jasa Kodama makin dicari. Apalagi harga rumah di Tokyo udah gila-gilaan, bahkan apartemen bekas ukuran 70 meter persegi bisa tembus 100 juta yen. Investor juga banyak yang cuek sama sejarah kelam rumah, yang penting bisa disewain dan cuan. Bahkan ada broker yang bilang, setelah 3 tahun, properti sial bisa dinaikin harga sewanya.

Tren Berburu Rumah Angker

Tren ini muncul juga karena populasi lansia Jepang makin banyak yang tinggal sendiri. Banyak kasus kematian yang nggak ketahuan berminggu-minggu. Karena itu, pemerintah kasih aturan kalau setelah 3 tahun, rumah kayak gitu boleh dijual tanpa wajib sebutin riwayatnya—asal pembeli nggak nanya.

Broker lain juga mulai ngelirik pasar ini. Ada yang bahkan nawarin layanan ritual buat “bersihin” rumah. Properti kayak gini bisa ngasih pengembalian investasi sampai 8,4 persen, jauh di atas apartemen studio biasa di Tokyo yang cuma 3,5 persen. Tapi tetap, nggak semua orang berani. Ada juga yang tetap ogah beli walaupun diskon besar karena keburu ngeri sama kisahnya.

Kodama sendiri udah investigasi lebih dari 70 rumah dan cuma beberapa yang beneran ada aktivitas aneh. Rumah di Chiba belum dikasih sertifikat, tapi rencananya mau disewain juga. Buat sebagian orang, sertifikat bebas hantu cukup. Tapi buat yang lain, cerita tragis di balik properti itu tetap jadi penghalang.

Disadur dari kumparan.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu