Salah satu cara buat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di suatu negara adalah dengan investasi properti oleh warga negara asing (WNA). Karena itulah pemerintah Kita gencar mempromosikan IKN ke luar negeri.
Meski begitu, kan mestinya banyak to pertimbangan-pertimbangan dari WNA yang mau berinvestasi properti di negara lain, gak asal jor-joran ngeluarin duit gitu.
Dalam Jakarta Property Highlight H1 2023, Kamis (24/8/2023) kemarin, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat bilang, salah satu yang jadi pertimbangan WNA adalah memilih negara yang masuk dalam golongan safe haven market.
“Dalam Report dari Knight Frank Global yang dirilis pada Maret 2023, mengatakan bahwa para crazy rich yang ada di ranah global maupun regional akan memilih wilayah-wilayah yang perspektif untuk pertumbuhan properti termasuk negara- negara yang tergolong safe haven market,” katanya
Loh, emangnya apa sih safe haven market itu?
Nah, negara yang dikatakan masuk dalam golongan safe haven market adalah negara yang memiliki kondisi mata uang yang stabil, kondisi politik yang stabil serta terdapat regulasi yang mendukung.
Kondisi-kondisi seperti itulah yang bikin pertumbuhan harga properti di negara-negara safe haven market terus meningkat.
“Memang safe haven market memberikan jaminan bahwa investasi para WNA akan terus bertambah,” terang Syarifah.
“Saya rasa Indonesia menuju ke arah sana saat ini. Terlebih dengan adanya pembaruan kebijakan kepemilikan properti asing sehingga akan menjadi salah satu opsi wilayah yang bisa dipilih WNA untuk memiliki hunian kedua,” tambah Syarifah.
Oh ya, asal Kamu tahu aja ya, pemerintah saat ini makin memberikan kelonggaran bagi WNA untuk mempunyai properti di Indonesia. Aturan tersebut termaktub dalam PP Nomor 18 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 124 Tahun 2022.
Sebelumnya para WNA harus punya Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) sebagai syarat kepemilikan properti, tapi kini cukup hanya dengan bermodal visa tau paspor saja sudah ok.
Disadur dari kompas.com