Penjualan rumah di pasar primer pada triwulan III-2024 lagi lesu nih. Dari data survei Bank Indonesia (BI) yang keluar Selasa (26/11/2024), penjualan properti residensial turun sampai 7,14 persen (yoy). Padahal, triwulan sebelumnya sempat naik 7,30 persen (yoy). Jadi, ini bener-bener ngedrop banget!

Yang paling kena imbas adalah segmen rumah kecil dan rumah menengah. Penjualan rumah kecil anjlok 10,05 persen (yoy), sementara rumah menengah juga turun 8,80 persen (yoy). Kalau rumah besar, sih, masih ada kenaikan, tapi kecepatannya melambat parah. Dari 27,41 persen (yoy) di triwulan II-2024 jadi cuma 6,83 persen (yoy) di triwulan III.

Menurut para pengembang properti, ada beberapa alasan kenapa kondisi ini bisa terjadi. Yang paling bikin pusing adalah kenaikan harga bangunan, yang dikeluhkan sama 38,98 persen responden. Selain itu, masalah perizinan juga ribet banget dan nyumbang 27,33 persen dari kendala yang ada. Belum lagi soal uang muka KPR yang tinggi banget, jadi faktor penghambat buat 18,53 persen responden. Perpajakan? Itu juga jadi beban, sekitar 15,61 persen responden nyebut pajak sebagai kendala.

Tapi, menariknya, bunga KPR yang tinggi ternyata nggak dianggap penghambat utama. Malah, bunganya lagi turun. Di triwulan III-2024, bunga KPR cuma 7,46 persen. Jadi, walaupun penjualan properti lagi lesu, pembiayaan lewat KPR masih relatif stabil.

Masalah utamanya ternyata lebih ke biaya pembangunan yang makin mahal, regulasi yang ribet, dan uang muka KPR yang mencekik. Jadi, kalau mau bangkitin pasar properti lagi, kayaknya hal-hal itu yang harus diberesin dulu.

Disadur dari kompas.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu