Di tengah-tengah gejolak ekonomi global yang serba gak jelas ini, pemerintah memberikan sedikit angin segar buat loe-loe pada yang mau beli rumah. Pemerintah resmi memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah alias PPN DTP buat properti sampai 2026. Hal ini disampaikan sama Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pas konferensi di kantornya, Senin, 22 September 2025 kemarin.

“DTP properti tadi disetujui oleh Kementerian Perumahan dan Pak Menteri Keuangan. PPN ditanggung pemerintah ini diberlakukan 2026 juga ini dilanjutkan,” begitu kata blio.

Sebenarnya, insentif ini bukan hal baru. Dari 2021, PPN DTP properti udah beberapa kali diperpanjang. Tujuannya jelas, biar daya beli masyarakat nggak turun sekaligus nge-dorong sektor properti yang efeknya bisa nyebar ke banyak bidang. Bedanya, kali ini pemerintah kasih sinyal tegas: dukungan buat pembeli rumah, baik rumah tapak maupun apartemen, nggak bakal berhenti dulu.

Aturannya lumayan simpel. Kalau beli rumah maksimal Rp2 miliar, PPN-nya ditanggung full sama pemerintah. Kalau harga rumahnya sampai Rp5 miliar, insentif tetap ada, tapi cuma buat bagian Rp2 miliarnya. Sisanya, ya tetap harus dibayar pembeli.

Airlangga bilang, keputusan ini diambil biar momentum positif tetap jalan. Harusnya, di semester II 2025 insentif PPN turun jadi 50 persen. Tapi akhirnya diputusin buat lanjut 100 persen.

Buat masyarakat kelas menengah, terutama yang lagi nabung buat rumah pertama, ini jelas kabar bagus. Potongan PPN bikin harga rumah lebih murah, cicilan juga lebih enteng. Dari sisi industri, sektor properti dapat dorongan ekstra di tengah situasi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.

Pemerintah juga ngeliat properti itu bukan sekadar soal punya rumah atau nggak. Ada efek domino ke lapangan kerja, mulai dari konstruksi, bahan bangunan, sampai perbankan. Jadi, insentif PPN DTP ini bukan cuma soal konsumen, tapi juga nyambung ke banyak sektor ekonomi lain.

Intinya, langkah ini bagian dari strategi biar masyarakat tetap bisa akses hunian yang layak, sambil roda ekonomi tetap muter. Tahun 2026 diproyeksikan jadi momen properti bangkit lagi. Rumah-rumah baru bukan cuma jadi tempat tinggal, tapi juga simbol optimisme setelah beberapa tahun terakhir ekonomi diguncang banyak ketidakpastian.

Disadur dari infobanknews.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu