Jakarta pagi itu kondisi jalan rame banget, kendarang ngang-ngong ngang-ngong gak karuan. Di salah satu ballroom yang ashoy, para pemain besar dunia properti kumpul bareng. Kamis, 25 September 2025, Indonesia Property Forum resmi dibuka. Ajang ini jadi tempat ngobrol serius antara pemerintah, pengembang, sampe pihak swasta buat ngebahas arah industri properti ke depan.
Orang-orang penting hadir. Ada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait duduk bareng Gubernur Banten Andra Soni. Dari sektor swasta, nongol bos Agung Sedayu Grup, Nono Sampono, sama Ketua Umum Real Estate Indonesia, Joko Suranto. Belum lagi Darmadi Dharmawangsa dari AREBI yang bikin forum ini makin berbobot.
Semua mata tertuju ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Dalam pidatonya, AHY ngegas soal dua hal penting yang harus jadi dasar pembangunan: kesejahteraan sama keberlanjutan. Suasana langsung hening pas dia beberin data: ada 9,9 juta rumah tangga di Indonesia yang belum punya rumah sendiri, dan 26,9 juta keluarga lain masih tinggal di hunian nggak layak.
Menurut AHY, banyak rumah tanpa sanitasi, terlalu padat, dan lingkungan bikin gampang sakit. Ini masalah serius. Angkanya bikin merinding, tapi ya begitulah realita.
Maruarar Sirait coba kasih angin segar. Dia ngumumin ada terobosan baru dari pemerintah: pelonggaran GWBI sama skema burden sharing. Menurutnya, ini bisa jadi solusi buat ngebuka jalan sektor perumahan yang sering mentok gara-gara masalah pembiayaan.
Maruarar bilang, dengan support DPR, Kemenkeu, sampe BI, ia yakin pihaknya bisa bikin kebijakan yang pro pertumbuhan. Kuota rumah naik drastis, dari 220 ribu jadi 350 ribu unit. Rekor terbesar sepanjang sejarah, padahal Presiden Prabowo baru setahun jalan.
Forum ini bukan sekadar seremoni ala-ala. Dari kursi peserta, keliatan para pengembang pada serius dengerin, ada yang sibuk nulis, ada juga yang langsung bisik-bisik diskusi. Ada harapan baru, tapi PR-nya juga masih numpuk. Backlog rumah belum kelar, kebutuhan hunian layak makin mendesak.
Indonesia Property Forum 2025 akhirnya jadi kayak persimpangan antara mimpi besar sama kenyataan di lapangan. Di satu sisi ada target ngegas industri properti biar jadi mesin ekonomi, tapi di sisi lain ada tanggung jawab sosial: gimana caranya jutaan keluarga bisa hidup di rumah yang layak dan sehat.
Pas forum ditutup, ruangan masih rame sama obrolan sisa diskusi. Semua sadar, apa yang dibahas hari itu cuma awal. Perjalanan menuju Indonesia tanpa krisis perumahan masih panjang, butuh strategi jitu, kerja bareng yang solid, dan keberanian buat bikin gebrakan.
Disadur dari metrotvnews.com
0 Comments