Lumpuhnya Sektor Properti Bisa Bikin Kemiskinan hingga 47 Juta Orang di Indonesia

Industri properti disebut memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, tak terkecuali dalam membuka lapangan pekerjaan sehingga mampu mencegah kemiskinan di Tanah Air. 

Menurut penelitan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) 2023, tercatat tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 9,54% dari total 274 juta penduduk atau kurang lebih 26 juta orang. 

Apabila sektor properti kolaps, maka tingkat kemiskinan melonjak menjadi 17,37%, dalam artian berpotensi meningkat sampai 47 juta orang. 

Budiarsa Sastrawinata selaku Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu menyebutkan, sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan memberikan andil besar terhadap pendapatan pemerintah pusat maupun daerah sekaligus menyerap tenaga kerja yang cukup besar. 

“Sektor ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal di sekitaran wilayah pengembang properti dan juga termasuk penyediaan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja yang besar,” ucap Budiarsa di Jakarta, Senin (10/4/2023). 

Adapun, sektor properti beserta multiplier effect-nya atau efek penggandanya selama periode 2018-2022 menghasilkan pendapatan pajak pusat hingga Rp185 triliun per tahun atau setara 9,26% dari total penerimaan pajak pemerintah pusat. 

Untuk pemerintah daerah, sektor properti beserta multiplier effect-nya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah sekitar Rp 92 triliun per tahun atau setara dengan 31,86% dari total penerimaan PAD pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

“Melihat cukup tingginya angka ini, kami berharap, baik pemerintah pusat maupun daerah, dapat memberdayakan industri properti menjadi salah satu industri unggulan dengan ekosistem jaringan rantai pasok yang semakin kondusif,” ungkapnya. 

Dari segi tenaga kerja, sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan memberikan kesempatan kerja 13,8 juta orang per tahun atau setara dengan 9,6% angkatan kerja nasional tahun 2022 atau 10,2% penduduk bekerja tahun 2022.

Dari segi pendapatan pekerja, sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan memberikan andil sebesar Rp938 triliun hingga Rp1.147 triliun per tahun.

Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia menjelaskan, industri properti merupakan salah satu leading sektor yang menggerakan perekonomian Indonesia. 

“Realisasi investasi industri properti juga menduduki peringkat ke 4 terbesar, yaitu menyumbang sebesar Rp109,4 triliun. Namun, terdapat backlog perumahan di Indonesia yang sebesar 12,71 juta di tahun 2021,” jelasnya. 

Di pihak lain, Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kadin Indonesia menyampaikan, sektor properti merupakan komponen strategis pertumbuhan perekonomian nasional. Kadin Indonesia melihat banyak sekali peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pengembang sektor properti di Indonesia.

“Kontribusi sektor properti terhadap PDB Indonesia sebesar 14-16 persen setiap tahunnya, yang diikuti dengan spillover effect kepada 183 sektor lainnya dari sisi output, income, serta dampak lainnya terhadap pembangunan,” pungkas  Arsjad.

Sektor properti, lanjutnya, juga memainkan peran krusial dalam penciptaan lapangan kerja, yaitu memberikan pekerjaan kepada sekitar 13,8 juta orang atau sekitar 10,2% dari total tenaga kerja Indonesia.

Disadur dari bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *