Pasar apartemen strata title atau yang juga beken dengan istilah kondominium di Jabodetabek lagi pada lemes, guys. Udah enam bulan gak ada proyek anyar, terus penjualan proyek yang udah ada juga cuma naik 0,4 persen di Kuartal II-2023 dibanding Kuartal I-2023, dan cuma beda 0,1 persen dari tahun lalu.
Total pasokan kondominium Jabodetabek sampe Juni 2023 cuman 375.438 unit, naik cuma 0,29 persen kwartalannya, dan 6,8 persen tahunan. Di Kuartal II-2023, ada 1.090 unit kondominium dari tiga proyek yang jadi, kebanyakan di Jakarta Selatan.
Masalahnya, gak ada proyek baru yang keluar, jadi pasokan kondominium cuma bertahan di 112.089 unit. Tapi beberapa pengembang masih coba-coba liat pasar dengan pra-pendaftaran minat untuk proyek mereka yang bakal datang. Makanya, situasinya lagi pada ditungguin aja, nih!
“Sebagian besar pengembang fokus pada pemasaran pasokan saat ini,” tutur Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief N Rahardjo.
Menurut Arief, mayoritas pasokan apartemen ini berasal dari segmen menengah ke bawah, sekitar 45,8 persen. Nah, trus diikuti sama segmen menengah, menengah atas, dan atas masing-masing 40,3 persen, 9,3 persen, dan 4,6 persen.
Diliat dari wilayahnya, tambahan pasokan proyek yang ada dan yang bakal datang mayoritas ada di wilayah Debotabek, khususnya di Bekasi dan Tangerang.
Di wilayah Bodetabek, ada sekitar 161.489 unit kondominium yang udah ada, representasi 43 persen dari total pasokan di Jabodetabek. Sementara pasokan kondominium yang masih bakal datang diperkirakan sekitar 87.388 unit, atau 78 persen dari total pasokan yang diusulkan.
Tingkat pra-penjualan proyek kondominium yang bakal datang naik 1,15 persen dari kuartal sebelumnya jadi 60,4 persen. Artinya, ada 44.428 unit lagi yang harus diserap pasar.
Buat tingkat hunian, ada peningkatan 21 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Hunian di kuartal ini juga mencapai level tertinggi sejak pandemi, 57,8 persen, naik 2,03 persen dari kuartal sebelumnya, dan naik 6,8 persen dari tahun lalu.
Banyak peningkatan hunian terjadi di CBD Jakarta dan wilayah sekitar perguruan tinggi. Paling banyak transaksi di Kuartal II-2023 ini didominasi proyek-proyek kelas menengah ke bawah, yaitu 70,2 persen dari total transaksi. Dan katanya, kelas menengah ke bawah bakal tetap dominan di pasar di kuartal-kuartal berikutnya.
Nah, soal harga, harganya cenderung stabil. Sekitar Rp47,7 juta per meter persegi, naik tipis 0,6 persen dari kuartal sebelumnya, dan naik 7 persen dari tahun lalu. Di CBD Jakarta, harganya naik 5,7 persen jadi sekitar Rp58,9 juta per meter persegi, sedangkan di lokasi bagus lainnya naik 4,8 persen jadi sekitar Rp50,5 juta per meter persegi.
Disadur dari kompas.com