Sampai sekarang, rumah tapak masih jadi idaman para pembeli, soalnya harganya lebih ramah kantong dan bisa dibeli dengan macem-macem skema bayarannya.

Nah, karena permintaan rumah tapak naik tinggi, pengembang-pengembang pada akhirnya ngeluarin tipe rumah yang beda-beda dan dengan harga yang beragam biar bisa sesuai sama yang cari-cari.

 Yunus Karim selaku Head of Research di JLL Indonesia, bilang begitu. Dia cerita, dari hasil survei yang mereka lakukan, hampir 80 persen orang yang disurvei lagi nyari rumah dengan harga dibawah Rp 2 miliar.

“Dari angka tersebut, kurang lebih 40 persen pembeli mencari rumah dengan kisaran harga mulai Rp 600 juta sampai dengan Rp 1,3 miliar,” kata Yunus dalam Jakarta Property Market Update Kuartal II 2023.

Katanya sih, banyak yang minat di kisaran harga itu juga karena ada banyak tawaran dari para pembangun. Yunus juga jelasin, pas di kuartal II tahun 2023 ini, penjualan rumah tapak masih mantep di semua wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama di daerah Bekasi sama Tangerang.

Ini dua kota lagi jadi rebutan buat yang lagi nyari rumah, gara-gara udah berubah jadi kota yang udah solid dengan fasilitas yang lengkap dan jalan akses yang enak buat dipakai.

 “Aksesibilitas yang baik ke jalan tol dan transportasi umum (seperti LRT dan Commuter Line), reputasi developer, dan fasilitas penunjang yang lengkap menjadi pertimbangan utama pembeli unit rumah tapak,” imbuh Yunus.

Pada semester I tahun 2023, JLL catet ada sekitar 2.800 unit rumah tapak baru yang dijejelin ke pasaran. Sementara penjualan totalnya sampe sekarang nyampe 84 persen. Nah, di sisi lain, jumlah rumah tapak yang belum kelar dan masih ada di pasar mencapai sekitar 36.000 unit.

Disadur dari kompas.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu