Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ngejelasin, rencana pengembangan kawasan transit oriented development (TOD) di Indonesia memang betul-betul menghadapi sederet tantangan, tak terkecuali soal penentuan kebijakannya.
Suyus Windayana, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ATR/BPN, bilang paling tidak ada empat hal penting yang mesti diperhatiin waktu mengkaji aturan ini.
“Tantangan besar ketika menerbitkan kebijakan [mengenai TOD] adalah memastikan bahwa produk yang dihasilkan harus unggul, berbasis bukti, menjawab kebutuhan, dan memiliki nilai dampak positif, maupun kerugian seminimal mungkin,” kata Suyus dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (20/9/2023).
Suyus nambahin, TOD yang lagi ngehits di negara maju nunjukin kemampuan buat ngelayanin aktivitas dan mobilitas masyarakat dalam jumlah gede. Keadaan itu jadi contoh oke buat negara kaya Indonesia yang punya kota-kota gede dengan segala tantangannya.
Sekarang, kajiannya udah rampung disusun dan perlu didiseminasikan dengan ngelibatin pihak-pihak yang terkait dan ahli di bidangnya.
“Tantangan persoalan seputar pengembangan kawasan TOD di negara ini, misalnya mengenai regulasi dan pengaturan kolaborasi, persoalan kelengkapan prasarana TOD yang membutuhkan waktu, menentukan sistem dan simpul transit, dan tantangan lain yang bersifat sosial,” imbuh Suyus.
Sementara itu, Harris Muhammadun selaku Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia bilang, upaya bikin akses transportasi, hunian, ruang terbuka hijau (RTH) makin dekat kepada masyarakat harus melingkupi tiga hal, yaitu memperhatikan aspek keterjangkauan, keunggulan, serta daya tarik.
“Sehingga anak muda kita yang mendapatkan bonus demografi, bisa tertarik memiliki hunian vertikal area, bukan lagi landed area,” katanya.
Sementara itu, Hardian selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang, dan Pertanahan bilang, TOD menjadi tawaran yang harus dipersiapkan dengan mendalami sejumlah aspek.
“Tidak hanya dari sudut pandang satu bidang keilmuan tetapi juga mempertimbangkan bagaimana karakteristik sosial budaya komunitas masyarakat di dalamnya,” katanya.
Hardian juga berharap pengaplikasian TOD sanggup mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mekasimalkan penggunaan transportasi umum, seperti bus, KRL, MRT, maupun LRT.
Disadur dari bisnis.com