Kinerja Emiten Properti Kuartal III/2023 Ditopang Oleh hal Ini

Ditilik dari sejumlah kinerja emitan properti, pendapatan berulang masih menopang kinerja sektor properti pada kuartal III/2023.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil memperbaiki kinerja sampai pada kuartal III/2023. LPKR berbalik meraih keuntungan bersih sebesar Rp 787,79 miliar hingga periode September 2023. LPKR memperoleh pendapatan senilai Rp 12,43 triliun dalam sembilan bulan 2023, naik 17,93% secara tahunan atau year on year (YoY).

Pada kuartal III/2023 PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menorehkan laba bersih sebesar Rp 4,569 miliar. Naik tipis 1,6% dari periode di tahun sebelumnya yang cuma sebesar Rp 4,495 miliar.

Tercatat laba PWON sebesar Rp 1,48 triliun, tumbuh 24,37% ketimbang periode yang sama tahun lalu. PWON bahkan menorehkan kenaikan recurring revenue 22,7% secara tahunan ke Rp 3,421 miliar hingga kuartal III/2023.

Begitu juga dengan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang menorehkan laba Rp 5,08 triliun hingga kuartal III/2023. Pendapatan itu naik 20,6% dari periode yang sama lalu, yakni Rp 4,21 triliun.

Dengan begitu, SMRA berhasil meraih untung sebesar Rp 653,02 miliar. Laba SMRA tersebut juga melonjak 110,8% ketimbang pada kuartal III/2022 yang hanya tembus Rp 309,6 miliar saja.

Tapi lain halnya dengan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang menorehkan pendapatan sebesar Rp 3,92 triliun pada kuartal III/2023. Pendapatan APLN ini anjlok sebesar 47,0% ketimbang pada kuartal III/2022 yang sebesar Rp 7,39 triliun.

Jono Syafei, Analis Henan Putihrai Sekuritas bilang, kinerja SMRA dan PWON hingga kuartal III 2023 ini didorong dari pendapatan berulang yang kuat, khususnya dari mall.

“Sementara APLN kinerjanya turun dipengaruhi turunnya pendapatan berulang, karena telah menjual mall yang dimiliki untuk membayar utang,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (31/10).

Menurut Jono, selain dari segmen pendapatan berulang kinerja sektor properti juga bakal ditopang oleh segmen real estate, khususnya dari produk rumah tapak.

“Insentif bebas PPN untuk rumah di bawah Rp 2 miliar juga diharapkan mendorong penjualan rumah tapak ke depannya,” katanya.

Jono pun ngasih rekomendasi beli buat PWON dengan target harga Rp 560 per saham dan SMRA dengan target harga Rp 820 per saham.

Disadur dari investasi.kontan.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *