Penjualan properti landed house atau rumah tapak mengalami penurunan yang mana pada semester II/2022 tercatat sebesar 86% sedangkan sebelumnya pada semester I/2022 sebesar 90%.
Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia, menyatakan bahwa tingkat penjualan tetap stabil untuk berbagai jenis produk dan lokasi. Hal ini didukung oleh permintaan yang kuat dari segmen pengguna akhir.
“Tahun 2022 di semester kedua, kami melihat tingkat permintaan yang cukup sehat dari para pembeli perumahan yang rata-rata end user atau pengguna langsung dari rumah tapak,” ungkap Yunus dalam agenda Jakarta Property Market Overview 4Q 2022, Rabu (1/2/2023).
Berdasarkan data JLL tentang supply dan demand rumah tapak di Jabodetabek tahun 2022, permintaan secara kumulatif mencapai 70% dengan total pasokan lebih dari 30.000 unit.
Sementara itu, total produk baru yang diluncurkan selama periode yang sama sebesar 10.900 per meter persegi.
Sedangkan, rumah yang belum selesai dan masih ditawarkan sebanyak 39.500 unit. Yunus menyatakan bahwa penurunan tingkat penjualan terjadi bersamaan dengan berakhirnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada akhir September 2022.
“Meskipun memang perpajakan di September 2022 telah selesai dan tidak diperpanjang hingga saat ini, kami melihat developer masih tetap aktif dalam mewujudkan produk-produk baru yang bervariasi,” katanya.
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh para developer untuk menjaga performa penjualan tetap baik pada tahun 2023.
Pertama, harga yang terjangkau. Pada semester II/2022, ia mencatat bahwa 70% penjualan rumah tapak didominasi oleh produk dengan harga Rp 1,3 miliar.
“Jadi, memang keterjangkauan merupakan salah satu faktor untuk bertahan. Kemudian, kedua yaitu aksesbilitas yang baik untuk menuju toll road atau public transportation, dan dikung fasilitas komersial,” terangnya.
Selain itu, faktor desain yang menarik, keberlanjutan, dan spesifikasi yang menarik juga menjadi pendukung untuk memacu penjualan rumah tapak.
Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia, menambahkan bahwa kondisi pasar rumah tapak akan semakin kompetitif dengan dirilisnya sejumlah kawasan kota mandiri baru, seperti di area Tangerang dan Bekasi.
“Pengembang terpantau masih tetap aktif menawarkan berbagai tipe di berbagai segmen secara offline dan online disertai dengan kemudahan pembayaran uang muka dengan cara bayar yang menarik,” ujarnya.
Disadur dari bisnis.com