Persaingan industri properti yang begitu ketat membuat sejumlah developer/pengembang mengambil berbagai cara agar tetap bisa bertahan dan terus beradaptasi agar tak ketinggalan zaman.
Apalagi menjelang tahun politik 2024 yang nampaknya tensinya makin tinggi. Gak ada kata stop buat mereka, pokoknya bangun terus, bikin terus.
Para pengembang pun juga sadar, kalau tak mau hilang ditelan zaman, maka harus meng-upgrade skill-nya lewat serangkaian pelatihan untuk bersaing di dunia properti.
Hari Ganie, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI) bilang, pengembang harus mampu berefisiensi serta meng-upgrade skill/kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan.
“Saya awalnya mengira peserta pelatihan ini maksimal hanya 50 orang. Tapi ternyata jumlahnya mencapai 99 peserta. Ini komitmen yang luar biasa,” ungkap Hari pada opening ‘Short Course: Pembangunan Perumahan Subsidi dan Komersial’ yang diselenggarakan Badan Diklat REI bagi anggota REI Kalimantan Tengah, di Palangka Raya, Selasa (30/5/2023).
Ketika persaingan makin ketat dan kondisi ekonomi makin sulit, maka solusinya adalah peningkatan SDM.
“Strategi anggota REI Kalteng dalam mengikuti pelatihan untuk meningkatkan SDM perusahaan merupakan pilihan yang sangat bijak,” ucap Hari Ganie.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif ekonomi Kalteng tahun 2022 meningkat sebesar 6,45%. Ditambah lagi wilayah Kalteng juga relatif luas dan angka backlog kurang lebih 15 ribu rumah.
Tak hanya itu, menurut MR Priyanto, Ketua Badan Pendidikan dan Pelatihan REI, pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menghadirkan peluang pasar.
“Anggota REI Kalteng harus secara jeli menangkap peluang tersebut, tentunya tetap dengan mempertimbangkan aspek manajemen risiko agar tidak tumbang,” tambahnya.
Sebagai informasi, Badan Pendidikan dan Pelatihan REI dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Kalteng menggelar pelatihan ini selama dua hari, pada tanggal 30-31 Mei 2023. Pelatihan ini di-support sepenuhnya oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
“Selama pelatihan, peserta mendapatkan sejumlah materi terkait bisnis proses realestat. Mulai dari pemilihan lokasi, perencanaan proyek, perizinan, digital marketing dan manajemen risiko,” kata Priyanto.
Ketua DPD REI Kalteng Asani juga turut menambahkan, di zaman digitalisasi ini pengembang perlu memiliki kemampuan yang memadai agar tak tergilas. Sadar tak sadar, mau tak mau, pengembang harus berhadapan dengan tantangan yang makin hari makin kompetitif.
“Era digitalisasi seperti aplikasi Sireng dan SiKumbang dengan segala pernak-perniknya, belum lagi adanya migrasi dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang memaksa pengembang harus semakin tangguh dalam melakoni bisnis properti,” karanya.
Disadur dari kompas.com
0 Comments