Harga hunian di negeri paman Sam atau Amerika Serikat (AS) mungkin bakal mengalami peningkatan usai Bank Sentral AS memotong suku bunga pada tahun 2024 ini.
Seperti dilansir dari Business Insider, Bank Sentral AS cuma ngasih sedikit bantuan pada pasar perumahan soalnya saat ini dinilai harganya udah terlampau tinggi.
Fitch Ratings, sebuah perusahaan pemeringkat memprediksi Bank Sentral AS bakal nurunin suku bunga sebesar 75 basis poin pada 2024 ini.
Meski suku bunga udah turun, tapi harga rumah malah diprediksi bakal tumbuh 3% pada tahun 2024 ini dan di 2025 nanti bakal naik lagi sebesar 2% – 4%.
“Hal ini akan terus berdampak pada keterjangkauan, terutama bagi pembeli rumah pertama, sehingga akan menekan permintaan,” ujar Fitch.
Prediksi lonjakan harga rumah bakal terjadi soalnya 88% wilayah metro di pasar perumahan AS udah mengalami lonjakan yang cukup signifikan pada kuartal II/2023. Bahkan lonjakan harga rumah pada kuartal II/2023 tembus sampai 89% ketimbang pada tahun sebelumnya dan naik dari 73% ketimbang kuartal I/2022.
Gak cuman itu, ternyata margin penilaian rumah juga terlampau tinggi. Menurut Fitch Ratings, harga jual rumah terlampau tinggi bahkan naik sebesar 7,8% ketimbang harga pada akhir tahun 2022 kemarin.
Di lain pihak, perusahaan penjualan properti, Realtor.com malah bilang kalau harga properti di Amerika justru bakal turun sebesar 1,7% di tahun 2024 ini.
Hal ini disebabkan oleh melambatnya permintaan rumah karena pembeli bakal mengamati dulu alias wait and see terhadap situasi kondisi kalau kenaikan suku bunga benar-benar terjadi.
Fyi, kenaikan harga hunian dan suku bunga di AS sepanjang tahun 2023 adalah yang paling tinggi dalam sejarah sejak tahun 2013 silam.
Namun, menurut data Redfin, antara tingkat suku bunga hipotek yang tinggi dan kenaikan harga rumah, pasar perumahan Amerika pada tahun 2023 adalah yang paling tak terjangkau dalam sejarah, sejak tahun 2013.
Disadur dari kompas.com