Sebelum Bertransaksi Properti, Pahami Dulu Resiko PPJB

Perjanjian Pengikat Jual Beli (PPJB) adalah salah satu dokumen yang biasa dilampirin dalam urusan jual-beli rumah atau tanah, guys.

PPJB ini sebenernya kayak kesepakatan awal antara penjual dan pembeli, yang dijalin dalam bentuk surat perjanjian. Dokumen ini mengikat komitmen antara kedua belah pihak, yakni si pembeli dan penjual.

Fungsinya sederhana, bikin komitmen aja sih, tapi penting banget. Karena ini nunjukin bahwa ada ikatan antara pembeli dan penjual.

PPJB ini biasanya muncul karena masih ada kewajiban yang belum dilaksanakan dalam transaksi jual-beli, makanya masuk kategori perikatan.

Lalu, dokumen ini jadi dasar penting juga buat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat bikin Akta Jual Beli (AJB). AJB itu kan bisa dibuat dua cara, langsung di hadapan penjual dan pembeli atau mengacu pada PPJB sebagai dasar peralihan. Jadi, PPJB tuh kayak landasan penting dalam urusan jual-beli properti.

Meskipun begitu, harus diinget ya, PPJB punya risiko sendiri yang gak boleh diremehkan. Risikonya gak main-main, bahkan bisa memicu adanya sengketa tanah, guys.

Biar lebih jelasnya, cek ulasan berikut ini!

Resiko PPJB dalam Jual-Beli Properti

Banyak yang belum tahu, nih, kalo resiko PPJB bisa bikin sengketa lahan.

Jadi, waktu bikin PPJB, biasanya ada kuasa menjual dari penjual ke pembeli. Kuasa menjual itu kayak wewenang dari pemilik tanah buat ngasih izin ke orang lain buat menjual atau mengalihkan tanah.

Nah, sayangnya, kuasa menjual ini sering disalahgunakan sama pihak yang kurang bertanggung jawab. Kasus yang sering banget muncul tuh pemilik tanah ngasih kuasa menjual ke orang lain, tapi dia enggak pernah dapet hasil penjualannya.

Resiko PPJB lainnya adalah berupa tuntutan hukum dari pihak lain soal kepemilikan tanah itu. Bahkan, ada kemungkinan kalau mereka bisa menang di pengadilan. Dengan syarat, si penggugat harus bisa membuktikan kalau dia yang punya tanah itu dan ada cacat hukum di kepemilikan pihak yang digugat.

Ada juga resiko PPJB yang bisa bikin pembatalan secara sepihak atau atas kesepakatan kedua belah pihak. Jadi, perjanjian PPJB bisa dibatalkan lewat keputusan pengadilan. Tanah atau bangunan yang udah punya akta PPJB juga bisa dijual ke orang lain, tapi harus disetujui oleh kedua belah pihak.

Disadur dari rumah123.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *