Jadi gini, sektor properti di Indonesia menjelang 2025 itu kayak ada harapan dan tantangan yang kontras banget. M. Gali Ade Nofrans dari Stellar Property sih bilang optimis kalau pertumbuhannya bisa stabil di angka 2,3%.

Ini semua berkat kebijakan pemerintah kayak program 3 Juta Rumah dan insentif pajak. Tapi, di sisi lain, generasi Z kayaknya pesimis banget, soalnya 65% dari mereka merasa nggak bisa beli rumah dalam tiga tahun ke depan. Kenapa? Karena harga properti yang selangit (80%) dan pendapatan yang minim (45%).

Optimisme di Tengah Kebijakan Baru

Nofrans bilang, pertumbuhan sektor properti ini bakal didukung sama berbagai inisiatif pemerintah lewat Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

Program-program kayak pembebasan PPN dan BPHTB diharapkan bisa bikin daya beli masyarakat meningkat, terutama untuk yang kelas menengah ke bawah. Selain itu, digitalisasi dalam pemasaran dan transaksi properti juga diharapkan bikin akses informasi lebih mudah dan mempercepat proses beli rumah.

Tapi ya, semua ini tergantung seberapa baik pemerintah dan industri bisa ngatasi tantangan kayak birokrasi, kesiapan lahan, dan ketersediaan material.

Pesimisme Generasi Z

Dari survei Inventure, generasi Z tuh pesimis banget soal kepemilikan rumah. Banyak dari mereka lebih milih kerja fleksibel yang nggak kasih pendapatan tetap, jadi susah deh buat dapetin KPR.

Kebanyakan responden berpikir punya rumah itu cuma mungkin dengan cicilan panjang atau sewa dengan opsi beli. Hanya 14% yang yakin bisa ambil KPR, sementara 6% mikir buat pindah ke daerah yang harga propertinya lebih terjangkau.

Saran untuk Membeli Rumah di Tengah Tantangan

Meskipun tantangan ekonomi dan pasar properti cukup berat, beli rumah tetap jadi langkah strategis:

Rumah sebagai Kebutuhan Pokok: Punya rumah itu penting banget buat rasa aman.

Investasi untuk Masa Depan: Properti itu investasi stabil yang bisa lindungi dari kenaikan harga.

Manfaatkan Fasilitas KPR dan Insentif Pajak: Banyak bank nawarin KPR dengan bunga bersaing; insentif pajak bikin biaya awal lebih ringan.

Mulai dari Skala Kecil: Coba deh beli rumah sederhana atau apartemen di daerah perkotaan yang akses transportasinya oke.

Pikirkan Keputusan Jangka Panjang: Meskipun cicilan bikin pengeluaran naik, punya rumah itu stabilitas jangka panjang.

Beradaptasi dengan Situasi Ekonomi: Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi antara 4,7%-4,9%, penting banget buat ngatur pengeluaran dengan bijak.

Tunda Pengeluaran Besar yang Tidak Mendesak: Utamakan pengeluaran buat kebutuhan dasar kayak perumahan.

Optimalkan Sumber Pendapatan Lain: Tambah penghasilan lewat kerja sampingan bisa bantu siapkan dana buat beli rumah.

Dengan persiapan matang dan manfaatin program yang ada, beli rumah di masa sulit bukan cuma mungkin tapi juga jadi keputusan cerdas buat masa depan yang lebih baik!

Disadur dari detik.com & beberapa sumber lainnya


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu