Minimnya persiapan finansial sampai meroketnya harga rumah menjadi kendala terbesar pembelian rumah bagi kaum milenial di Indonesia.

Menurut laporan survei nasional bertajuk ‘Keterjangkauan Harga Perumahan Nasional’ dari UniTrend memperlihatkan ketidakstabilan pendapatan, tabungan serta pekerjaan yang belum tetap memicu keraguan generasi muda untuk membeli rumah. 

Dalam agenda Membangun Masa Depan Properti yang Inklusif dan Bekelanjutan, Senin (5/6/2023) kemarin,  Ignatius Ardhana Reswara selaku Manager UniTrend menyebutkan, dari 1.192 responden di berbagai daerah, 47.2% di antaranya tak mau beli rumah lantaran belum memiliki pendapatan yang stabil, yaitu di kisaran Rp 2 – 5 juta.

“Kemudian diikuti 43,7 persen mereka merasa tabungannya belum mencukupi dan ketiga belum memiliki pekerjaan yang tetap sebanyak 8,5 persen,” ungkapnya.

Kaum muda saat ini, jelas Ardha, menghindari pembiayaan rumah secara kredit. Sebaian besar masyarakat menilai sistem kredit di tanah air belum ramah dan masih ada yang belum tahu tentang skema pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR). 

Hal ini tampak dari 52,9% masyarakat yang lebih memilih untuk membeli hunian secara tunai dan 22,5% lebih memilih untuk membangun hunian secara mandiri dan bertahap. 

“Membeli rumah secara kredit itu masih dihindari di masyarakat padahak banyak sekali orang-orang yang terbantu dengan KPR atau sistem pembiayaan lainnya untuk pembelian rumah,” ungkapnya. 

Selain itu, Ardha juga menilai kaum milenial saat ini minim dukungan finansial dari orang tua untuk membeli rumah pribadi.  Padahal, menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa dukungan finansial dari orang tua berpengaruh besar terhadap pembelian rumah pertama bagi orang muda di AS.  Sedangkan di sini, kaum muda harus berjuang sendiri untuk memiliki rumah impiannya.

Adapun, terdapat 72,5% masyarakat yang siap membeli rumah, tetapi tidak memperoleh dukungan finansial dari orang tua. 

“Hanya 21 persen masyarakat generasi muda yang sudah merencanakan finansial untuk membeli rumah dan memiliki kesempatan dibantu orang tua,” terangnya.

For your information, menurut catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terdapat kurang lebih 81 juta kaum milenial di Indonesia yang masih belum memiliki rumah.

Sementara itu, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dirilis Bank Indonesia mencatat pertumbuhan harga properti residensial pada triwulan pertama tahun 2023 naik sebesar 1,79%. 

Lebih lanjut, sebanyak 30,7% kaum muda yang berpenghasilan 2 digit atau Rp10-20 juta menilai bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli hunian. 

“Sedangkan, kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp400.000 – Rp1 juta justru memilih untuk menjual rumah saat ini,” terangnya.

Disadur dari bisnis.com


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× #WAAjaDulu