Diprediksi nanti di masa depan bakalan ada beberapa bahan konstruksi yang ditinggalkan atau tak dipakai lagi. Contoh yang sudah bisa ditemui adalah asbes. Mayoritas bangunan saat ini sudah tak lagi menggunakan asbes. Pasalnya, asbes dikaitkan dengan risiko kesehatan serta tidak eco friendly (mengingat kondisi pemanasan global yang menghantui dunia).
Selain asbes, sejumlah material konstruksi yang diprediksi bakal menghilang dari peredaran. Baik itu karena faktor kesehatan maupun lingkungan. Mengutip dari situs Archdaily, berikut daftarnya:
1. Cat Berbahan Dasar Timbal
Dalam bentuk pigmen, timbal merupakan unsur yang ditambahkan pada cat guna meningkatkan daya tahan terhadap kelembapan dan korosi serta mempercepat pengeringan.
Meski masih diizinkan di negara tertentu, cat tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan sistem saraf, serta menghambat perkembangan pada anak-anak.
2. Bahan Konstruksi Mengandung Formaldehida
Gas yang berwarna, memiliki aroma khas yang kuat, serta sangat mudah terbakar ini, terdapat di dalam resin pada kayu MDF dan papan artikel, serta banyak material konstruksi lainnya.
Formaldehida bisa menyebabkan iritasi pada mata, kulit, hidung, tenggorokan, serta dalam tingkat paparan yang tinggi bisa menyebabkan beberapa jenis kanker.
3. Polivinil klorida (PVC)
Biasanya PVC dimanfaatkan pada pipa air. Tetapi, ternyata bahan konstruksi ini ketika dibakar dapat melepaskan bahan kimia yang sangat beracun.
4. Bahan Isolasi Tradisional
Material ini di antaranya adalah wol mineral dan fiberglass, kedua material ini dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan. Seperti iritasi kulit, sistem pernapasan, bahkan polusi udara dalam ruangan oleh formaldehida dan fenol. Tak hanya itu, terdapat penelitian yang menghubungkan penghirupan serat kaca dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
5. Perekat dan Sealant Berbahan Kimia
Tak hanya memberikan dampak buruk terhadap kualitas udara dalam ruangan dan kesehatan manusia, ternyata perekat dan sealant berbahan kimia ini juga bisa menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan, seperti pelepasan polutan udara dan bahkan polusi air selama proses produksinya.
Karena umumnya berbasis minyak bumi, sehingga juga memberikan andil dalam penipisan sumber daya alam dan degradasi lingkungan.
6. Asphalt Shingles atau Sirap Aspal
Sirap aspal terbuat dari minyak bumi (bukan sumber daya terbarukan), banyak digunakan di daerah tertentu lantaran ongkosnya yang rendah serta kinerja yang memadai. Tetapi, material penutup atap tersebut bisa membawa sejumlah dampak lingkungan negatif, seperti pemukiman dengan penyerapan energi matahari yang tinggi.
7. Plastik yang Diperkuat Fiberglass
Material ini digunakan pada sistem isolasi termal dan listrik, ubin atap, serta panel dekoratif, produksi bahan-bahan ini melibatkan penggunaan banyak bahan kimia, yang melepaskan asap dan debu yang sangat beracun.
Ditambah lagi dalam proses produksinya pun membutuhkan banyak energi (berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim) serta tidak bisa terurai secara hayati.
Disadur dari kompas.com
0 Comments