Moncernya investasi sektor perhotelan di negeri +62 ini tentunya tak lepas dari peran penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Tetapi, nyatanya terdapat perbedaan selera antara investor lokal dengan asing soal incaran aset di sektor properti ini.
Satria Wei selaku Director of Hospitality Services Colliers menyebutkan, umumnya investor asing lebih berhati-hati dan main aman, walaupun harus menggelontorkan jumlah yang lebih tinggi.
“Contohnya seperti di hotel berbintang 5 atau luxury, selain itu investor asing selalu mempertimbangkan prediksi investasi ke depannya dengan lebih detail,” ungkap Satria kepada Bisnis, dikutip Rabu (10/5/2023).
Berbeda dengan investor domestik yang rata-rata lebih berani untuk mengambil risiko dan lebih jeli dalam menentukan investasinya menurut hasil pengamatan mereka akan kondisi realitas pasar yang ada sekarang.
Satria menerangkan, umumnya kondisi perhotelan saat ini pada awal 2023 lebih baik ketimbang pada 2022 kemarin. Adapun, dari tingkat okupansi hotel di Jakarta saat ini berada di angka 58,1% pada kuartal I-2023, sedangkan tahun 2022 kemarin sebesar 57,1% pada periode yang sama.
Dari segi average daily rate (ADR) atau tarif sewa harian atau terjadi kenaikan tipis pada hotel-hotel di Jakarta yang saat ini berada dikisaran US$63,39 dari periode kuartal I-2022 sebesar US$63,3.
“Terbukanya akses untuk bepergian dan kesempatan untuk berinteraksi yang lebih terbuka, membuat jumlah turis domestik dan mancanegara meningkat,” ungkapnya.
Kondisi perhotelan yang mulai pulih perlahan pada kuartal I-2023 ini juga turut mendorong pertumbuhan realisasi investasi di sektor perhotelan.
Menurut data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi di sektor hotel dan restoran, yaitu sebesar Rp 7,9 triliun pada kuartal I-2023 tahun ini yang meliputi PMA dan PMDN.
Secara detil, realisasi PMA di sektor hotel dan restoran tembus US$189,1 juta atau setara dengan Rp 2,78 triliun dari 3.129 proyek.
Sedangkan realisasi PMDN berada di posisi ke-11 dengan realisasi investasi sebesar Rp 5,18 triliun atau Rp 5.188 miliar dari 6.267 proyek
“Kami yakin, bahwa investasi di bidang perhotelan akan mengalami peningkatan di tahun ini, mengingat akan kesempatan yang masih terbuka,” tambahnya.
Lebih lanjut, Satria menyebutkan, beberapa wilayah yang masih menjadi tujuan utama berinvestasi hotel saat ini, yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta, Danau Toba dan juga sejumlah destinasi baru lainnya.
“Pertimbangan utama investor di area tersebut adalah karena kemudahan infrastruktur dan trafik dari pengunjung yang telah terbentuk dan stabil,” pungkasnya.
Disadur dari bisnis.com